Kala ku kini ditempatkan pada lidi yang berdiri
Yang penuh magma panas dari perut bumi
Dan pedang sang samurai menghujam diri
Tanpa seutas tali untuk ku pegang seimbang
Akankah ku jatuh dan lenyap
Akankah ku bisa bertahan
Menatap putihnya awan
Dengan kunang abadi yang gemerlap
Sendiri dan terus sendiri
Hanya ditemani sang angin
Hujan, topan dan badai
Burung bangkai yang berputar diatasku
Menanti kapan sampah ini mati
Menunggu kapan debu ini terbang
Mencari sela untuk menerkam diri
Menatapku bagai anjing jalang
Ku hanya menanti….. menanti……
Lidi patah terbakar magma
Kepastian yang remang
Apakah hanya maya
@ And-ree Celezska
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
0 komentar:
Posting Komentar