Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Terkunci batu dalam tanah
Menopang tanpa arah
Merengkuh coba meraih
Tetesan - tetesan darah berbuih
Meresap jatuh kedalam
Dari kucuran tangisan malam
Laksana awan tercengkeram
Melantunkan penuh eram
Lembab pekat mengikat
Kerak - kerak bumi menjerat
Keras beruas tak mengikat
Berharap bisa dijilat
Didalam hitam tak berwarna
Terbentuk materi padat alam raya
Berair tertutup lumut duka
Terletak di inti bumi panas menyala
Tak kan lekang dalam waktu sesaat
Kecil besar bentuk bulat
Tak kan pernah menggugat
Walau beban terasa berat
Hingga berangkat mencabut
Dalam hamparan tanah coklat
Tak bisa terbang seperti malaikat
Hanya diam tanpa syarat isyarat
Menopang tanpa arah
Merengkuh coba meraih
Tetesan - tetesan darah berbuih
Meresap jatuh kedalam
Dari kucuran tangisan malam
Laksana awan tercengkeram
Melantunkan penuh eram
Lembab pekat mengikat
Kerak - kerak bumi menjerat
Keras beruas tak mengikat
Berharap bisa dijilat
Didalam hitam tak berwarna
Terbentuk materi padat alam raya
Berair tertutup lumut duka
Terletak di inti bumi panas menyala
Tak kan lekang dalam waktu sesaat
Kecil besar bentuk bulat
Tak kan pernah menggugat
Walau beban terasa berat
Hingga berangkat mencabut
Dalam hamparan tanah coklat
Tak bisa terbang seperti malaikat
Hanya diam tanpa syarat isyarat
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Tertatap sebuah cermin
Tergelantung diatas tembok ruangan
Maya tak nyata gambar bayangan
Tertangkap pantulan cahaya cermin
Terus dan terus terjadi setiap hari
Tak jemu kita meriasi
Melihat tampan dan rapi
Tak sadar walau halusinasi
Berlagak dan berkacak bentuk menyerupai
Berbentuk terbalik dalam benda mati
Yang setiap waktu kan tersaji
Bertolok ukur dalam menuai hari
Dalam cermin semua tampak baik
Kalau yang berkaca orang baik
Dalam cermin bisa tampak buruk
Kalau yang berkaca orang buruk
Setia dan jujur melukis semua
Terpaut dalam bentukan kaca
Yang terus menguak kebaikan dan keburukan kita
Menciptakan ruang hampa tertata
Terbuang segala benda
Mengisi kamar kaca
Nan penuh akan cahaya
Yang bisu tak pernah berkata
Tergelantung diatas tembok ruangan
Maya tak nyata gambar bayangan
Tertangkap pantulan cahaya cermin
Terus dan terus terjadi setiap hari
Tak jemu kita meriasi
Melihat tampan dan rapi
Tak sadar walau halusinasi
Berlagak dan berkacak bentuk menyerupai
Berbentuk terbalik dalam benda mati
Yang setiap waktu kan tersaji
Bertolok ukur dalam menuai hari
Dalam cermin semua tampak baik
Kalau yang berkaca orang baik
Dalam cermin bisa tampak buruk
Kalau yang berkaca orang buruk
Setia dan jujur melukis semua
Terpaut dalam bentukan kaca
Yang terus menguak kebaikan dan keburukan kita
Menciptakan ruang hampa tertata
Terbuang segala benda
Mengisi kamar kaca
Nan penuh akan cahaya
Yang bisu tak pernah berkata