SAKIT 1

Sakitku kini sudah meradang
Membusuk sampai kejantung
Berlari kucoba membuang
Tapi tak kunjung henti menghilang

Hanya coba tuk rasakan
Rentetan penderitaan
Yang takkan hilang dalam sebuah harapan
Dan tetap kujalani kehidupan

Walau sering berteriak mengadu sakit
Menerpa bagai desuran ombak keselat
Memecah bersiramkan garam pekat
Jatuh diriku karna tak kuat

Rentan tubuh tak berdaya
Tergeletak tak kuasa
Separuh nyawa hilang terasa
Yang menjauh tanpa suara

Namun terasa riuh dalam dada
Berdetak silih berganti tak tertata
Melaju tanpa iringan nada
Melantun lagu tanpa irama

Hanya mendesah penuh kabut
Tak jua datang menjemput
Kulit yang sudah terukir keriput
Menunggu dan menunggu Dia mencabut

LUPA PADA-NYA (TUHAN)

Saat kita senang kita lupa pada-Nya
Saat datang musibah kita menyembah-Nya
Merasa butuh pertolongan-Nya
Merasa ingin dibantu oleh-Nya

Mengapa kita harus lupa pada-Nya?
Pada satu pencipta kita
Mengapa kita tak selalu mengingat-Nya?
Tanyakan pada hati kita

Apakah pantas?, kita melupakan-Nya
Meninggalkan semua ajaran-ajaran baik-Nya
Dan melakukan perbuatan yang dicela-Nya
Di manakah letak iman kita pada-Nya?

Apa iman itu datang saat kita susah?
Apa iman itu datang saat ada musibah?
Apa iman itu datang saat kita resah?
Apa iman itu datang saat kita gundah?

Tapi saat enak datang iman itu hilang
Tapi saat enak datang iman itu musnah
Tapi saat kaya datang iman itu lenyap
Benarkah itu semua? tanya pada nurani

Tak pantas Dia diperlakukan seperti itu
Harta, benda, senang, bahagia, miskin, kaya
Itu semua ciptaan-Nya, ujian-Nya
Dan Dia mampu merubahnya, Dia Tuhan kita....

KASURAGAN / KERANDA

Deru derap kaki orang berdatangan
Menuju ke pusat keramaian
Setelah mendengar suatu pengumuman
Dari seseorang di seberang jalan

Berbondong - bondong menolong
Dilihatnya terpelentang
Bertutupkan selendang
Bergegas beberapa orang membuat liang

Sebagian coba menenangkan
Saudara dan kerabat yang kehilangan
Meluap tangis kepedihan
Karna tak rela ditinggalkan

Membujur kaku orang itu dimandikan
Kemudian dikenakan kafan
Datang orang membawa kasuragan
Tuk membawa dia keperaduan

Sepetak liang kuburan yang mengundang
Ta`ziah orang - orang bertandang
Menabur berbagai kembang
Luapan air mata terus berkubang

Karna suatu kematian
Ajal yang ditetapkan
Takkan pernah terelakkan
Tunggu..., tunggu saja kita tergendong kasuragan

AMBIL DIA

Kini ku coba tutup mata
Seolah tak melihat buta
Apapun yang kau lakukan
Dan ku takkan peduli lagi

Anggap diriku tiada
Kau boleh berbuat apapun
Bebas sesuka hatimu
Aku takkan berbuat apapun

Dia boleh mencium mu
Dia boleh memeluk mu
Dia boleh memiliki mu
Aku sudah tak butuh dirimu

Katakan itu semua padanya
Tak perlu sembunyi - sembunyi
Beritahukan dia aku sudah menyudahi
Walaupun kau berarti lebih

Sampaikan padanya
Dia boleh ambil hatimu
Karna kini ku tlah siap
Siap tuk merasakan patah hati

Karna tanpa dirimu aku bisa
Melangkah menggapai semua
Sisa hatiku tuk yang lain
Walau harus makan perasaan

TAK BERDAYA

Perasaanku kini terbelakang
Yang tlah engkau tinggalkan
Menjauh tanpa bisa terpandang
Tak bisa memulai kebahagiaan

Aku memang manusia tak sempurna
Yang penuh dengan ketidak berdayaan
Mengikat semua perasaan cinta
Yang kau beri penuh kepuasan

Maafkan bila kini ku pergi
Walau pedih perih tak terelakkan
Pertentangan mereka tak merestui
Engkau dan aku tidak dapat disatukan

Sesungguhnya jujur dalam hatiku
Cintaku hanyalah untuk mu
Dan ku tau kaupun begitu
Aku hanya berharap bisa bersatu

Tapi kini harus kulalui sendiri
Tanpa adanya dirimu disisi
Memang terasa sepi
Dan harus kulewati tanpa hadirmu disini

Pergi saja, raihlah bahagiamu
Aku disini tetap kan merindukanmu
Yang pasti, yang tak bisa kuterima
Andaikan disana kau tak bahagia