Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Pertama memang biasa
Mendesah penuh acuh
Memalingkan muka tanpa kata
Hanya menatap angkuh
Kian lama kian larut
Raga bergerak ingin mendekap
Sesuatu yang dulu tak terlihat
Memang mudah bibir berucap
Semudah membalik telapak tangan
Angan memuncak
Bagaikan dongeng kerajaan
Tapi diri tak beranjak tuk bergerak
Memang aku penasaran...
Namun bingung tuk memulai
Laksana patung bebatuan
Ah... aku bagaimana...? karna ego yang tinggi
Pikiran terbayang menghantui
Kapan bisa melepas angan...
Kapan juga bisa menyudahi...
Rasa bertakjub enggan
Memilikinya bersanding
Harapan tanpa proses terjadi
Buang semua gengsi yang bertandang
Melangkah perlahan tapi pasti
Mendesah penuh acuh
Memalingkan muka tanpa kata
Hanya menatap angkuh
Kian lama kian larut
Raga bergerak ingin mendekap
Sesuatu yang dulu tak terlihat
Memang mudah bibir berucap
Semudah membalik telapak tangan
Angan memuncak
Bagaikan dongeng kerajaan
Tapi diri tak beranjak tuk bergerak
Memang aku penasaran...
Namun bingung tuk memulai
Laksana patung bebatuan
Ah... aku bagaimana...? karna ego yang tinggi
Pikiran terbayang menghantui
Kapan bisa melepas angan...
Kapan juga bisa menyudahi...
Rasa bertakjub enggan
Memilikinya bersanding
Harapan tanpa proses terjadi
Buang semua gengsi yang bertandang
Melangkah perlahan tapi pasti