Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Ku kenang dikau
Dalam baju biru
Tersenyum manis dipurnama
Saat jumpa pertama
Ku kenang dikau
Dalam kaca matamu
Dan segaris gigi
Yang ramah berseri
Ku kenang akan hatimu cinta
Yang menyanyikan asmara
Dalam purnama raya
Membuai jauh kedalam bunga
Dunia penuh tawa
Berdendang dengan canda
Menghamburkan segala rasa
Yang tertanam didada
Bayang itu tak terlupa
Berisi gambaran dirimu semata
Merasuk penuh cinta
Dan terus menggila
Penuh dengan dikau
Dan hanya dikau
Mengarat dalam kalbu
Seakan hatiku tercumbu
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Menonjol berbentuk kotak
Tak keras juga tak lembek
Menempel pada tegaknya tembok
Yang berhias paku dan cicak
Tak bisa bergerak
Tak bisa berlagak
Hanya diam terbelalak
Tertempel kertas berkacak
Kertas - kertas yang terisi tulisan
Mengiang dalam setiap lantunan
Yang berbentuk pesan - pesan
Yang melukiskan kiasan - kiasan
Mengingatkan otak yang tlah tumpul
Agar diri tetap ingat dan terpental
Jauh memulai hari tanpa tersendal - sendal
Yang berjalan beralas sendal
Yah..., kau sisipan otakku
Kau singgahan kata - kataku
Yang sementara tak kekal olehku
Styrofoam kamarku
Yang biasa ku lubangi
Dengan paku - paku yang menancap tak lestari
Yang kadang menari tertiup angin sepoi
Tapi tetap putih dan menempel terkendali
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Kini ku belum bisa berjumpa denganmu
Dan tak bisa ku temui engkau
Walau ingin sekali hati memelukmu
Mengucapkan sayang kepadamu
Entah kapan, ku tak bisa berjanji
Tuk bisa bersamamu kini
Karna ku tak bermateri
Karna ku tak bisa meyakini
Bahwa ku mampu membagi hidupku
Yang penuh dengan susah dan liku
Karna ku ingin kau tercukupi disana
Karna ku ingin kau bahagia disana
Walau ku tau kau ingin sekali bertemu
Bertemu denganku yang sangat kau rindu
Tapi karna keadaan ku lah yang memaksa
Karna ketidak berdayaan ku lah yang ada
Tapi satu yang harus kau yakini
Terpatri dalam lubuk hati
Ayahmu masih ada disini
Menunggu engkau dewasa nanti
Tuk dapat menemui diriku
Ayah..., ayah yang sangat merinduimu
Dan pasti..., pasti untukmu
Namamu terukir dihati tak terlupakan olehku
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Ku berjalan melewati lorong - lorong pasir
Banyak sekali mata yang mengukir
Menatap, melihat, mengamati penuh tafsir
Bagaikan roh gentayangan yang terusir
Adakah yang salah dengan diriku...?
Adakah yang tak mengenakkan mereka atas diriku...?
Tak taulah... kini jadi pertanyaanku
Tak taulah... gambaran orang tentang hidupku
Tak pelak ku mendengar cibiran mereka
Sayup - sayup menahan suaranya
Ku coba tengok diriku mengoreksi semuanya
Dan ku rasa ku baik - baik saja???
Tak mengertilah menatapku
Tapi telinga ini tak tertahan panasnya nan menyerbu
Seakan makian demi makian tak henti tertuju padaku
Dan tak secara langsung mereka memfonisku
Ku akui ku memang tak tampan
Ku sadari ku banyak kekurangan
Hitam memang perjalananku sekarang penuh pergolakan
Tapi tak sehitam mereka punya pikiran
Sudah ku coba acuh tak acuh
Atas dentuman yang memecah
Dan suka tidak suka inilah hidupku yang terkayuh
Tapi tak menghentikan mereka, kenapa...??? aaacccrrrhhh...!!!