Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Hangat yang menyeruak dalam deburan awan
Tertatih merambat perlahan pagi yang mengguncang
Dalam tetesan embun yang terjatuh tak tertahan
Terkulai akan pagi datang menjelang
Burung pipit bersuarakan dendang bersautan
Dari rajutan ranting - ranting dan dahan
Mengisi dawai pagi penuh kekosongan
Yang tadi terisi malam dan hujan
Beranjak coba tuk melayang
Sejenak singgah dalam tanah kerontang
Mencabut untaian rumput kering
Mencoba untuk menyulam kembali sarang
Sesaat kembali dalam kehidupan
Tersadar dan beranjak dari lamunan
Menyimak nyanyian tak beraturan
Gemuruh pagi orang lalu lalang berjalan
Burung pipit tetap merajut penuh dendang
Tak peduli akan waktu yang berjalan
Tertuang dalam lingkaran sarang
Yang masih acak penuh guratan - guratan
Hanya burung pipit yang tak terbuang
Demi sebuah harapan dan angan
Menguak tabir kehidupan mendatang
Tanpa suatu sakral menentang
Tertatih merambat perlahan pagi yang mengguncang
Dalam tetesan embun yang terjatuh tak tertahan
Terkulai akan pagi datang menjelang
Burung pipit bersuarakan dendang bersautan
Dari rajutan ranting - ranting dan dahan
Mengisi dawai pagi penuh kekosongan
Yang tadi terisi malam dan hujan
Beranjak coba tuk melayang
Sejenak singgah dalam tanah kerontang
Mencabut untaian rumput kering
Mencoba untuk menyulam kembali sarang
Sesaat kembali dalam kehidupan
Tersadar dan beranjak dari lamunan
Menyimak nyanyian tak beraturan
Gemuruh pagi orang lalu lalang berjalan
Burung pipit tetap merajut penuh dendang
Tak peduli akan waktu yang berjalan
Tertuang dalam lingkaran sarang
Yang masih acak penuh guratan - guratan
Hanya burung pipit yang tak terbuang
Demi sebuah harapan dan angan
Menguak tabir kehidupan mendatang
Tanpa suatu sakral menentang
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Berdiri tegak kokoh keatas
Tertutup dalam bentukan ruang
Hanya terbuka pintu dan jendela bertuas
Terbentuk sudut persegi panjang
Ruang yang terisi...
Lamunan bait - bait puisi
Takkan lekang jalani
Pergantian waktu hadapi hari
Terkotak dalam sekat
Dan selalu terikat
Tanpa hujat penuh penat
Karna tersambung pondasi yang kuat
Tertata dan berganti sebuah ruang
Dengan sandaran bangun - bangun ruang
Terpajang hiasan tanpa meraung
Karna paku tertancap terselubung
Menyangga panas dan hujan
Tak akan letih walau sejenak
Bentukan berwarna hibur diri tak beranjak
Layaknya pelangi yang terlukiskan
Begitu penting arti sebuah ruang
Dan jangan terbuang ruang hidup seseorang
Karna lembab terasa dingin menjelang...
Saksi bisu yang penuh kenangan, ruang...
Tertutup dalam bentukan ruang
Hanya terbuka pintu dan jendela bertuas
Terbentuk sudut persegi panjang
Ruang yang terisi...
Lamunan bait - bait puisi
Takkan lekang jalani
Pergantian waktu hadapi hari
Terkotak dalam sekat
Dan selalu terikat
Tanpa hujat penuh penat
Karna tersambung pondasi yang kuat
Tertata dan berganti sebuah ruang
Dengan sandaran bangun - bangun ruang
Terpajang hiasan tanpa meraung
Karna paku tertancap terselubung
Menyangga panas dan hujan
Tak akan letih walau sejenak
Bentukan berwarna hibur diri tak beranjak
Layaknya pelangi yang terlukiskan
Begitu penting arti sebuah ruang
Dan jangan terbuang ruang hidup seseorang
Karna lembab terasa dingin menjelang...
Saksi bisu yang penuh kenangan, ruang...
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Diam....!!!, Diam....!!!
Tanpa terucap kata...
Kata bermakna maupun tak bermakna
Coba untuk terkunci diam
Katup bibir hanya tertutup
Tak ada suara yang mengecap
Ssssttt...ssssttt...ssssttt...
Tutup mulut...!!!
Berkatalah lewat suara hati
Yang coba siarkan luapan
Merasa bisu terkunci
Dengarkan saja semua ungkapan
Berkata memang penting
Tapi coba rasa diam...
Tangkap semua suara yang berdentum
Hanya dengan daun telinga bergendang
Hening tanpa suara kata
Rasakan sunyi tanpa hujat
Ssssttt...ssssttt...ssssttt...
Diam...!!!, Diam...!!!, dengarkan saja...
Hanya diam...
Dan coba tetap diam...
Tanpa ada satu kecam
Diam...
Tanpa terucap kata...
Kata bermakna maupun tak bermakna
Coba untuk terkunci diam
Katup bibir hanya tertutup
Tak ada suara yang mengecap
Ssssttt...ssssttt...ssssttt...
Tutup mulut...!!!
Berkatalah lewat suara hati
Yang coba siarkan luapan
Merasa bisu terkunci
Dengarkan saja semua ungkapan
Berkata memang penting
Tapi coba rasa diam...
Tangkap semua suara yang berdentum
Hanya dengan daun telinga bergendang
Hening tanpa suara kata
Rasakan sunyi tanpa hujat
Ssssttt...ssssttt...ssssttt...
Diam...!!!, Diam...!!!, dengarkan saja...
Hanya diam...
Dan coba tetap diam...
Tanpa ada satu kecam
Diam...