Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Hujan air mata kini menyirami
Mengalir menghiasi pipi
Haruskah ku utarakan semua ini
Dan menteriakkan ditepian sungai
Saat kau menutup mata
Dikala semua jadi tak bermakna
Karna engkau tak lagi bersama
Menggapai semua cinta
Mengapa kau mengakhiri kini
Sungguh perih hati ini
Engkau tinggalkan semua mimpi
Derita nestapa dalam hati memenuhi
Membaur memenuhi jiwa
Yang ada menjadi murka
Menentang karna tak terima
Harus berakhir semua rasa
Andai saja waktu terulang kembali
Akan kuserahkan hidupku disisi
Gejolak hati ini sungguh menyiksa diri
Tanpa bisa tersudahi
Didalam sanubariku hanya namamu
Terukir nyata semua kenangan bersamamu
Dan didalam sukmaku engkau masih kekasihku
Mendekam dilubuk hatiku tanpa jemu
Mengalir menghiasi pipi
Haruskah ku utarakan semua ini
Dan menteriakkan ditepian sungai
Saat kau menutup mata
Dikala semua jadi tak bermakna
Karna engkau tak lagi bersama
Menggapai semua cinta
Mengapa kau mengakhiri kini
Sungguh perih hati ini
Engkau tinggalkan semua mimpi
Derita nestapa dalam hati memenuhi
Membaur memenuhi jiwa
Yang ada menjadi murka
Menentang karna tak terima
Harus berakhir semua rasa
Andai saja waktu terulang kembali
Akan kuserahkan hidupku disisi
Gejolak hati ini sungguh menyiksa diri
Tanpa bisa tersudahi
Didalam sanubariku hanya namamu
Terukir nyata semua kenangan bersamamu
Dan didalam sukmaku engkau masih kekasihku
Mendekam dilubuk hatiku tanpa jemu
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Mencintai seseorang memang mudah
Memberi arti dalam cinta susah
Rasa memiliki itu lumrah
Tapi memiliki cinta takkan mudah
Semudah kita mengedipkan mata
Apakah kita memiliki cinta...?
Atau cinta yang memiliki kita?
Buatlah sendiri maknanya
Berkata suka mudah
Berkata bencipun mudah
Antara suka dan benci tak beda jauh
Tipis pautan suka dan benci dalam tubuh
Membuat cinta itu mudah
Mengakhirinya pun mudah
Dalam hati kita memang ada cinta
Lama tertanam dalam jiwa
Yang harus kita jaga
Cinta memang tak bisa memilih
Pada siapa dia akan memilih
Kita takkan mampu mencegahnya
Karna dia yang kan bicara
Bertaut dengan gelora jiwa
Yang tertanam dalam rasa
Mengalir melalui ungkapan kata
Memberi arti dalam cinta susah
Rasa memiliki itu lumrah
Tapi memiliki cinta takkan mudah
Semudah kita mengedipkan mata
Apakah kita memiliki cinta...?
Atau cinta yang memiliki kita?
Buatlah sendiri maknanya
Berkata suka mudah
Berkata bencipun mudah
Antara suka dan benci tak beda jauh
Tipis pautan suka dan benci dalam tubuh
Membuat cinta itu mudah
Mengakhirinya pun mudah
Dalam hati kita memang ada cinta
Lama tertanam dalam jiwa
Yang harus kita jaga
Cinta memang tak bisa memilih
Pada siapa dia akan memilih
Kita takkan mampu mencegahnya
Karna dia yang kan bicara
Bertaut dengan gelora jiwa
Yang tertanam dalam rasa
Mengalir melalui ungkapan kata
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Berdiri dipucuk cemara
Saat pagi menjelang tiba
Terlihat dipelupuk mata
Siratan sinar fajar menyapa
Bertengger menerjang panasnya
Mengubah dingin dalam dada
Karna saat malam tiba
Kabut putih turun menerpa
Membekukan seluruh rasa
Yang tertinggal hanya asa
Kuturun dari cemara
Lalu duduk bersila
Coba hening tanpa kata
Suara burung silih menyapa
Berjingkrak kesana - kemari
Bagaikan tupai mencari kenari
Aku bagai raja dipagi hari
Penuh ceria hati berseri
Tak urung beranjak menari
Mengikuti alur sungai
Tapi ku kan mati dimalam hari
Tertidur penuh dongeng mimpi
Berteman dingin tak terperi
Mengukir hari terus berganti
Saat pagi menjelang tiba
Terlihat dipelupuk mata
Siratan sinar fajar menyapa
Bertengger menerjang panasnya
Mengubah dingin dalam dada
Karna saat malam tiba
Kabut putih turun menerpa
Membekukan seluruh rasa
Yang tertinggal hanya asa
Kuturun dari cemara
Lalu duduk bersila
Coba hening tanpa kata
Suara burung silih menyapa
Berjingkrak kesana - kemari
Bagaikan tupai mencari kenari
Aku bagai raja dipagi hari
Penuh ceria hati berseri
Tak urung beranjak menari
Mengikuti alur sungai
Tapi ku kan mati dimalam hari
Tertidur penuh dongeng mimpi
Berteman dingin tak terperi
Mengukir hari terus berganti