Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Suara hati...
Tak terdengar telinga
Tak hingar-bingar bersuara
Tapi tak mati
Hanya pribadi yang bisa
Mendengar lengkingannya
Merasakan gemuruh riuhnya
Menyenandungkan kejujuran kata
Suara hati...
Tak terbaca
Tak bernyanyi
Karna tertutup keegoisan kita
Coba rasakan perlahan
Coba dengarkan gembalanya
Resapi setiap bait terlantunkan
Niscaya pelan tapi pasti kan bersuara
Suara hati...
Adalah lantunan kata yang sebenarnya
Janganlah tertimbun gunung kebohongan kita
Dan rasakan kejujurannya dalam setiap hari
Suara hati...
Menuntun arah jalan nurani
Menggembala dalam ruas hati
Memotong tabu bibir pribadi
Suara hati...
Teman terlahir semu
Yang temani sampai mati
Karna dia adalah pribadi yang satu
@ And-ree Celezska
Tak terdengar telinga
Tak hingar-bingar bersuara
Tapi tak mati
Hanya pribadi yang bisa
Mendengar lengkingannya
Merasakan gemuruh riuhnya
Menyenandungkan kejujuran kata
Suara hati...
Tak terbaca
Tak bernyanyi
Karna tertutup keegoisan kita
Coba rasakan perlahan
Coba dengarkan gembalanya
Resapi setiap bait terlantunkan
Niscaya pelan tapi pasti kan bersuara
Suara hati...
Adalah lantunan kata yang sebenarnya
Janganlah tertimbun gunung kebohongan kita
Dan rasakan kejujurannya dalam setiap hari
Suara hati...
Menuntun arah jalan nurani
Menggembala dalam ruas hati
Memotong tabu bibir pribadi
Suara hati...
Teman terlahir semu
Yang temani sampai mati
Karna dia adalah pribadi yang satu
@ And-ree Celezska
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Bergumal dalam bibir hati
Meraung tak menentu isi hati
Menabung gelombang amarah membakar nurani
Menguatkan rangkaian sunami emosi
Tak bisa lagi teredam
Tak dapat melemahkan pitam
Memuncak menembus batas damai bersemayam
Mengayuhkan luapan dalam bingkai kata hujam
Terangkai dalam gerak raga
Mengerutkan kulit tampak tua
Berjalan hanya diam tak bersuara
Tak ungkapkan hanya terus menyimpan suara
Semua terpancar dalam genggaman aura
Memupuk benih kebencian yang tak bermuara
Kemana rasa ini kan tertuang semua
Peraduan tak mengambilkan jalan suara
Teriakan gumpalan-gumpalan yang telah menumpuk
Lantang bergema mengaung memecah terbelalak
Kini terkuras semuanya itu serentak
Dan telah habis terkuak
Dalam keheningan hati bersemayam
DAn akan terus mendekam
Tak akan tergenggam
Keluar dari dinding hati terdalam
Terkubur amarah ini
Terkuak sinar terangi
Menyejukkan tirani
Terus bersinar seperti pelangi
Mewarnai lembaran hari
Menciptakan damai hati
Indah kurasa seperti ini
Tebar senyuman berseri
@ And-ree Celezska
Meraung tak menentu isi hati
Menabung gelombang amarah membakar nurani
Menguatkan rangkaian sunami emosi
Tak bisa lagi teredam
Tak dapat melemahkan pitam
Memuncak menembus batas damai bersemayam
Mengayuhkan luapan dalam bingkai kata hujam
Terangkai dalam gerak raga
Mengerutkan kulit tampak tua
Berjalan hanya diam tak bersuara
Tak ungkapkan hanya terus menyimpan suara
Semua terpancar dalam genggaman aura
Memupuk benih kebencian yang tak bermuara
Kemana rasa ini kan tertuang semua
Peraduan tak mengambilkan jalan suara
Teriakan gumpalan-gumpalan yang telah menumpuk
Lantang bergema mengaung memecah terbelalak
Kini terkuras semuanya itu serentak
Dan telah habis terkuak
Dalam keheningan hati bersemayam
DAn akan terus mendekam
Tak akan tergenggam
Keluar dari dinding hati terdalam
Terkubur amarah ini
Terkuak sinar terangi
Menyejukkan tirani
Terus bersinar seperti pelangi
Mewarnai lembaran hari
Menciptakan damai hati
Indah kurasa seperti ini
Tebar senyuman berseri
@ And-ree Celezska