Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Begitu banyak kisah
Dalam hidupku yang tertumpah
Tak luput akan sumpah
Dan sekejap terbuang di tong sampah
Sebenarnya ku tak mengerti hidup?
Yang selama ini ku hirup
Kadang terbuka meletup
Kadang rapat tertutup
Hanya bisa jalani apa adanya
Hitam... akupun hitam...
Putih... akupun putih...
Terombang - ambing permainan dunia
Tak tentu aku melangkah
Terkadang sorakan penuh riuh
Terkadang cacian tanpa jenuh
Yang membuat otakku gundul
Bagaimana seharusnya?
Putih saja...? tak seimbang
Atau hitam saja...? tak seimbang
Hanya percaya yang ku yakini
Hidupku...
Aku yang menjalani sendiri
Aku yang kan mengerti
Karna inilah hidupku...?
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Di kamarku...!
Ada jam tergeletak di meja
Penuh suara,
Putaran penuh rotasi tanpa batas
Di kamarku...!
Ada kalender tergantung
Berjejer angka - angka
Menandai setiap hariku
Di kamarku...!
Ada lemari tua
Yang berisikan stelanku
Berhias warna - warni pelangi
Masih di kamarku...!
Ada kasur usang dan bantalnya
Membungkus diriku bermimpi
Dalam kehangatan selimutnya
Di kamarku yang sederhana
Inspirasi tercipta
Pikiran terbuka
Merangkai kata dalam pena
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Cahaya... ku butuh cahaya!
Bosan dengan gelap
Berisikan penat yang menyumbat
Dalam rongga - rongga nafasku
Putih... ku ingin putih!
Tak mau lagi hitam
Yang legam kelam
Membuat mata buta
Terangi setiap tapakan kaki
Tak satupun menghalangi
Atas apa yang ku ilhami
Terkuak dalam hati
Ingin kembali bersih
Tanpa noda terbawa
Layaknya kertas putih
Yang belum tertoreh pena
Ya... ku butuh itu
Ku butuh cahaya putih
Walau hanya seberkas titik
Sebisanya akan ku raih
Semampu dan sekuat aku
Membuat pondasi dalam hatiku
Yang berputar melalui poros
Tuk temukan satu jalan lurus
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Ku menanti kedatanganmu kawan
Karena hari ini aku sedang sendiri
Menanti senyum yang kau berikan nanti
Jangan biarkan aku sendiri kawan
Dalam keheningan yang cekam ini
Kita akan sama menikmati nanti
Segelas kopi dan singkong bakar
Yang cukup mengganjal mulut cacing
Diperut dingin ini
Sekali lagi untukmu kawan
Datanglah segera pada hatiku
Kesedihanmu adalah kesedihanku juga
Usah... kau...!
Jangan kau lepaskan perisai riang ini
Usah... kau... lemparkan
Ketempat yang menyesakkan bulu roma
Bila esok kau kan mandi
Sampaikan salam manisku
Untuk air hangat
Yang akan mengguyurmu