SECANGKIR KOPI HANGAT DALAM ANGANKU

Angin meniup begitu dingin
Membasuh setiap pori masuk bersemayam dalam tulang
Hujan kecil pun ikut serta meramaikan
Membuat semua jadi sedikit berkubang

Dalam pekat ini seolah terbayang
Akan sesuatu yang tampak indah
Samar terajut dalam angan yang terbuang
Berbalutkan asap yang mengepul merekah

Terasa panas dalam genggaman
Mengoyak sedikit kebekuan malam ini
Dalam lingkup yang terbatasi
Secangkir kopi panas menghangatkan ruangan

Terhirup aroma wangi nan menggoda
Untuk segera aku menikmatinya
Mendekap erat secangkir kopi itu
Bak laksana istri keduaku

Aku peluk dengan kedua telapak tanganku
Aku cumbui dengan lembutnya bibirku
Aku tuangkan perlahan dalam mulutku
Berpadu dalam satu tubuhku

Tak lupa pula sebatang rokok turut menemani
Mengusir segala kebekuan ini
Tersaji dalam satu paket kehangatan
Walau hanya secangkir kopi dan sebatang rokok ditangan

Yah.... anganku dalam secangkir kopi hangat
Dan andaikan ini bukan sekedar angan saja
Uuuhh.... nikmatnya terasa menyengat
Kenikmatan kopi hangat dalam cangkir membuatku berkeringat

KEMANAKAH SENYUMANKU...???


Sejauh ini aku tak tau
Tak menau akan yang sudah terlewati
Semua datang silih berganti
Terkadang hinggap disini kadang pula hinggap disitu

Hingar bingar yang takkan memudar
Hingga sunyi senyap yang terus mengendap
Semua sudahlah aku lalui dengan tegap
Tapi mungkin ada yang aku lewati dan sedikit tak berpendar

Bingung... apa yang sudah sedikit hilang itu?
Coba mencari dan mencari
Telusuri setiap ruang hati
Yang hilang perlahan adalah senyumanku

Walau itu semua sudah terlukis dalam hidupku
Baik itu manis dan pahitnya kehidupan
Senyumanku perlahan terus memudar tersapu
Terasa bahagia pun tak merasakan ada senyum dibibirku

Ada apa gerangan ini???
Yang tak terasakan saat ini
Kenapa harus terasakan seperti ini
Seolah dia akan pergi

Apa karna aku sering tersakiti???
Apa karna aku acap kali tercaci maki???
Apa karna aku berulang kali ternodai
Atau karna aku yang terus sembunyi

Dimanakah senyumku...?
Tolong coba lukiskan senyumku dibibirku
Agar abadi tertanam dalam sanubari
Pertanyaannya adalah "adakah yang mau?"

CINTA DALAM KEHENINGAN HATI


Sendiri dalam keheningan keputus asaan
Menatap kosong tak berbinar tanpa cahaya
Berdiam diri tak buka pembicaraan
Mengunci setiap lubang yang ada

Hampa balut sekujur tubuhku
Dingin mengoyak setiap waktu
Diri mencoba tak bertemu dan bertumpu
Pada setiap ungkapan penuh rayu

Bergerak sesuka hati
Menggoreskan tulisan penuh caci
Terhadap keputus asaan yang mencemari
Pada dinding hati diri yang ternodai

Berantakan segenap sisi hidup
Dan tak bisa berfikir dengan jernih
Apa saja yang akan terasuki dalam setiap aku menghirup
Ternyata cinta yang sedikit demi sedikit membasuh

Setiap peluh yang menetes
Dari segala pertengkaran yang keras
Menggoyahkan sabar yang terkubur dalam
Menguakkan amarah yang tersimpan dalam kelam

Tak berdayanya tubuhku
Menahan semuanya itu
Tak ada yang menjaga lelap tidurku
Dan ternyata cinta yang tulus mendekap jiwaku

TERLAMBAT


Bila kini engkau benar harapkan ku
Bila kini engkau benar butuhkan ku
Bila kini engkau benar dambakan ku
Bila kini engkau benar inginkan ku

Terlambat.....!!!
Terlambat sudah semua itu kini tersumbat
Karna dia pilihanmu yang menghambat
Untuk kita saling mndekap erat

Hanya kan terucap SELAMAT untukmu
Semoga kau bahagia dengan pilihanmu
Yang tlah terestui orang tuamu
SELAMAT.... untuk mu

Aku takkan pedulikanmu lagi
Aku pun takkan hiraukanmu lagi
Sekarang takkan ada yang kembali
Kesemuanya itu kini tlah menjauh pergi

Aku yang terbuang...
Aku yang terbelah meradang
Yang aku rasa bagai tertendang
Tapi hatiku kini menang

BUKAN PERSINGGAHANMU


Ketidak jujuranmu
Ketidak terus teranganmu
Ketidak ketulusanmu
Membuat jantung hatiku beku

Karna itu kini terkoyak
Karna itu kini ku beranjak
Karna itu kini aku menolak
Semua ungkapan tersonggok

Kau anggap aku persinggahanmu
Kau anggap aku pelampiasanmu
Kau anggap aku pelayan cintamu
Kau anggap aku penghiburmu

Dikala kau ingin berteduh
Dikala kau ingin melampiaskan
Dikala kau ingin bercinta
Dikala kau ingin terhibur

Maaf aku bukanlah persinggahanmu
Pergi saja jauh dari hidupku
Semakin jauh semakin terasa baik bagiku
Semua itu sudah cukup terasa menyayat untukku

TAK MENGERTI AKU


Itu sudah pilihanmu
Dan itu bukan pilihanku
Jangan kau himpit aku
Dengan kata cinta semu

Kau tak mengerti rasaku
Kau tak mengerti cintaku
Kau tak mengerti sayangku
Kau tak mengerti rinduku

Semua yang tertuang
Bagai burung yang hinggap terus terbang
Bagai kabut tersapu surya terus hilang
Tak ada yang singgah bertandang

Kini rasa bagai meradang
Ingin jiwa meregang
Lupakan sakit yang bertandang
Dan terus hilang

ENGKAU DULU DAN SEKARANG


Dulu bibirmu penuh balutan kata manis
Mengutarakan cinta penuh hasrat hati selaras
Penuh takjub aku terbuai romantis
Bagai diri terhipnotis

Kau bilang... akulah penghujung terakhirmu
Kau berkata "kau cinta mati denganku"
Aku tempat labuhan hatimu
Dan aku adalah bagian dari hatimu itu

Itu pula yang terucap olehmu dulu
Itu pula yang terharap olehku dulu
Tapi apa yang terjadi sekarang...???
Tapi apa yang teraih sekarang...???

Hanya luka...
Hanya sakit...
Hanya perih...
Hanya duka... yang terambil

Pilu rasa hati teringat itu
Merana jiwa terkoyak asmara semu
Murung raut muka hilang harap itu
Kau bukan milikku begitu pula ku bukan milikmu

Ungkapanmu hanya omong kosong belaka
Katamu hanya terasa bau tai saja
Busuk menusuk menikam jiwa
Permainan kemunafikan yang ada

AKU BUKANLAH....


Jangan kau utarakan cinta padaku
Jangan kau ungkapkan rindu
Jangan kau tuangkan kasihmu
Jangan kau tanyakan keberadaanku

Takkan ada itu semua...
Takkan ada itu tercipta
Takkan ada itu menyapa
Takkan ada itu terbuka

Selama kau bersamanya
Dan itu pilihanmu bersamanya
Itu pula keputusanmu semata
Aku adalah yang terbuang merana

Aku bukanlah hadiah yang dipilih
Aku adalah yang kalah
Aku bukanlah yang terkasih
Aku adalah yang terbuang sampah

SELAMA


Aku tak berharap lebih darimu
Dengan semua yang telah engkau lakukan untukku
Sakit... terasa menyayat kalbuku
Remuk bagai tertimpa besarnya palu

Kau berikan lagi hatimu untuk yang lain
Kau cumbui bibirnya dengan penuh kemesraan
Kau campakkan hatiku terbuang dijamban
Dan kau hancurkan semua harapan

Kini semua terasa jelas
Arah yang akan tertuju dalam kilas
Aku kau campakkan tanpa welas
Akupun tlah menutup semua pintu untukmu tanpa ruas

Selama...
Selama kau masih dengannya
Selama kau masih bersamanya
Selama kau masih berhubungan dengannya

Selama...
Selama itu pula jangan sapa
Selama itu pula jangan tanya
Selama itu pula jangan hubungi aku juga

JANGAN


Jangan kau tanyakan aku lagi
Jangan kau hiraukan aku lagi
Jangan kau pedulikan aku lagi
Jangan kau pikirkan aku lagi

Sudah cukup aku sakit
Sudah cukup aku menjerit
Sudah cukup aku terjepit
Sudah cukup aku terhujat

Ketulusanku kau jahit dustamu
Kejujuranku kau sulam kebohonganmu
Apa adanya aku kau timpa dengan kepalsuanmu
Cintamu sekarang terasa semu

Berulang kali hanya teriris
Berulang kali hanya menangis
Berulang kali hanya terasa miris
Berulang kali takkan ada senyum tergaris

Harapan itu semu terucap
Hanya buatku mengharap
Hilang kan semua yang mendekap
Hanya kan buatku kalap

APA ADANYA


Semua tlah aku ungkapkan kepada mu
Semua tlah aku tuangkan untuk mu
Segenap hati dan jiwaku
Ku ingin memeluk mu erat kita jadi satu

Rasakanlah damainya cintaku
Resapilah setiap belaian asmaraku
Yang kan buat mu terbang bersamaku
Arungi rimba raya dewi aprodit yang biru

Aku tau dirimu dan aku paham akan dirimu
Apakah orang lain juga sama sepertiku
Aku rasa tidak karna yang memahami dirimu
Apa maumu apa inginmu hanyalah aku

Itulah diriku yang sebenarnya engkau belum tau
Semuanya sisi manis yang selama ini tersimpan dalam kalbu
Akan tertuang selalu dalam hatimu
dan akan aku cumbui dengan legitnya untaian rinduku padamu