Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Pertapa duduk bersila
Coba tuk lupakan segalanya
Burung berkicau di alam terbuka
Tanpa henti menutup mata
Segala sesuatu disini bermula
Kasat mata samar dirasa
Bagai laba - laba merajut cinderamata
Tak tau itu semua hanya maya
Bait - bait puisi dalam kata terbaca
Riuh gemuruh ombak yang menerpa
Bersauh tak tau ruanya
Menerpa hidup bagai lentera
Pagi membuka jendela
Lekukan bumi yang terhampar nyata
Segar terasa hirup udara
Bercampur sinar surya menyapa
Bergegas lari kesana
Melangkah menyapu jalan desa
Serabutan jejak kinerja
Bertumpuk buku - buku diatas meja
Memulai pagi bersama
Dibalik gedung penuh kaca
Terkuras stamina dalam raga
Hari ini pagi yang ceria
Coba tuk lupakan segalanya
Burung berkicau di alam terbuka
Tanpa henti menutup mata
Segala sesuatu disini bermula
Kasat mata samar dirasa
Bagai laba - laba merajut cinderamata
Tak tau itu semua hanya maya
Bait - bait puisi dalam kata terbaca
Riuh gemuruh ombak yang menerpa
Bersauh tak tau ruanya
Menerpa hidup bagai lentera
Pagi membuka jendela
Lekukan bumi yang terhampar nyata
Segar terasa hirup udara
Bercampur sinar surya menyapa
Bergegas lari kesana
Melangkah menyapu jalan desa
Serabutan jejak kinerja
Bertumpuk buku - buku diatas meja
Memulai pagi bersama
Dibalik gedung penuh kaca
Terkuras stamina dalam raga
Hari ini pagi yang ceria
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Aku memang bukan pecinta sejati
Yang riuh akan rayuan puisi
Akupun tak bergelimang materi
Yang selama ini kau cari - cari
Aku hanya punya ketulusan
Apa adanya tanpa perbedaan
Kan ku beri engkau kedamaian
Terasa dalam dekapan pelukan
Memang kau bukan yang pertama
Memberi arti dalam jiwa
Tapi kau kan kusuguhi sejatinya cinta
Yang belum kau rasakan didada
Tersusun semua rasa
Satu yang pasti terlaksana
Bila kau tetap setia
Dan selama aku masih bernyawa
Sayangku tercurah untukmu
Diriku seutuhnya milikmu
Terjaga cinta dihati kuberi padamu
Itulah janji cintaku terhadapmu
Kuingin kau mengerti
Kan terukir namamu dihati
Tapi takkan kupaksakan semua ini
Hanya kau yang ingin kumiliki
Yang riuh akan rayuan puisi
Akupun tak bergelimang materi
Yang selama ini kau cari - cari
Aku hanya punya ketulusan
Apa adanya tanpa perbedaan
Kan ku beri engkau kedamaian
Terasa dalam dekapan pelukan
Memang kau bukan yang pertama
Memberi arti dalam jiwa
Tapi kau kan kusuguhi sejatinya cinta
Yang belum kau rasakan didada
Tersusun semua rasa
Satu yang pasti terlaksana
Bila kau tetap setia
Dan selama aku masih bernyawa
Sayangku tercurah untukmu
Diriku seutuhnya milikmu
Terjaga cinta dihati kuberi padamu
Itulah janji cintaku terhadapmu
Kuingin kau mengerti
Kan terukir namamu dihati
Tapi takkan kupaksakan semua ini
Hanya kau yang ingin kumiliki
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Tergapai sunyi dan sepi
Dalam alunan gitar bernyanyi
Yang duduk termangu sendiri
Bertemankan malam tak terhiasi
Benamkan diri dalam lamunan
Hanyut terbawa deras malam
Seorang diri bermandikan cahaya bulan
Tersapu angin yang menderu mencekam
Lampu - lampu kota berkedap - kedip bagai kunang - kunang
Berteriak mengalun nada coba tuk mengundang
Malam ini mari kita berdendang
Putri malampun singgah bertandang ikut bergoyang
Ramai dalam malam bernyanyi
Dikerumuni damai menari
Tak ingin suasana malam ini terhenti
Bersama bersulang hangatnya kopi
Suka ria mengusir sunyi sepi
Mengejar gembira hati
Oh...! tersadar terbangunkan diri
Ternyata ini hanya sebuah mimpi
Mimpi malam bernyanyi bersama putri
Berakhir karna sinaran mentari
Nyata terasa bagai bukan mimpi
Dan selalu ingin mengulang lagi
Dalam alunan gitar bernyanyi
Yang duduk termangu sendiri
Bertemankan malam tak terhiasi
Benamkan diri dalam lamunan
Hanyut terbawa deras malam
Seorang diri bermandikan cahaya bulan
Tersapu angin yang menderu mencekam
Lampu - lampu kota berkedap - kedip bagai kunang - kunang
Berteriak mengalun nada coba tuk mengundang
Malam ini mari kita berdendang
Putri malampun singgah bertandang ikut bergoyang
Ramai dalam malam bernyanyi
Dikerumuni damai menari
Tak ingin suasana malam ini terhenti
Bersama bersulang hangatnya kopi
Suka ria mengusir sunyi sepi
Mengejar gembira hati
Oh...! tersadar terbangunkan diri
Ternyata ini hanya sebuah mimpi
Mimpi malam bernyanyi bersama putri
Berakhir karna sinaran mentari
Nyata terasa bagai bukan mimpi
Dan selalu ingin mengulang lagi
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Terjadi dalam hati, raga dan pikiran
Setiap yang dilalui tuk berjalan
Mengiringi nada kehidupan
Ujian Tuhan....
Tak perlu mencari
Pasti kan datang sendiri
Hanya perlu menjalani
Tuk memahami maksud apa yang terjadi
Tahap demi tahap
Rendah ketinggi, tinggi kerendah tak tetap
Apa yang terjadi tak perlu meratap
Hadapi dengan dada tegap
Tuhan tak memberi cobaan yang kita tak bisa pecahkan
Karna kita masih punya pikiran
Tuk mencoba suatu hambatan
Walau kadang menyakitkan
Kuatkah kita...? tegarkah kita...? sabarkah kita...?
Dalam proses ujian pendewasaan manusia
Yang diberikan Tuhan kepada kita "manusia"
Dan percaya atau tidak percaya
Dibalik ujian dan cobaan itu
Terkandung hikmah tuk memacu
Kita, manusia agar merasa dekat menyatu
Dengan Allah, Tuhan kita satu
Setiap yang dilalui tuk berjalan
Mengiringi nada kehidupan
Ujian Tuhan....
Tak perlu mencari
Pasti kan datang sendiri
Hanya perlu menjalani
Tuk memahami maksud apa yang terjadi
Tahap demi tahap
Rendah ketinggi, tinggi kerendah tak tetap
Apa yang terjadi tak perlu meratap
Hadapi dengan dada tegap
Tuhan tak memberi cobaan yang kita tak bisa pecahkan
Karna kita masih punya pikiran
Tuk mencoba suatu hambatan
Walau kadang menyakitkan
Kuatkah kita...? tegarkah kita...? sabarkah kita...?
Dalam proses ujian pendewasaan manusia
Yang diberikan Tuhan kepada kita "manusia"
Dan percaya atau tidak percaya
Dibalik ujian dan cobaan itu
Terkandung hikmah tuk memacu
Kita, manusia agar merasa dekat menyatu
Dengan Allah, Tuhan kita satu