TINGGALKAN, PERGI DAN LUPAKAN


Biarlah aku pergi
Menjauh dari dirimu
Tolong jangan halangi
Karna sudah terputuskan olehku

Semua tolong lupakan
Jangan ada lagi yang tersisa
Buang semua kisah kita
Karna aku benar - benar ingin lupakan

Kau tanya kenapa...???
Kau tanya saja hatimu
Apa yang membuat ini terjadi?
Apa yang membuat aku menyudahi?

Bila kau sudah temukan
Jawaban dalam hatimu
Saat itulah kau terbuang hilang
Jauh dari mata dan hatiku

Dan terakhir yang ku katakan!
Selamat tinggal kegelapan
Aku tak mau bersamamu
Aku ingin menjadi manusia yang beriman

PENDERITAAN PERANG


Apa yang terjadi....?
Apa yang telah termulai...?
Kenapa hanya menyisakan luka?
Kenapa hanya menyisakan duka?

Aku hanya bisa berdiri terpaku
Menatap sekelilingku yang hancur
Terbelalak mata dan hatiku
Banyak darah yang membanjir

Air mata jatuh tak terasa
Melinangi bumi yang binasa
Tak tau harus berbuat apa?
Kini semua binasa tak tersisa

Kenapa tidak ada damai?
Kenapa ada peperangan?
Kenapa harus ada banyak korban?
Tidak bisakah ini dihentikan?

Apa semua harus dengan kekerasan?
Apa semua harus dengan pertumpahan?
Apa semua harus dengan peperangan?
Tidak bisakah dengan jalan perdamaian?

Banyak jiwa yang terkelupas kulitnya
Tanah dan batu jadi merah
Anak menjadi yatim piatu karna amuknya
Berbasuh air mata darah

Menjerit meronta kesakitan
Memelas penuh lolongan
Sendiri kini ratapi
Dalam neraka sisa - sisa perang penuh kobaran api

Puing - puing bercampur dengan tumpukan mayat
Bergeletakan penuh lalat tak ada banyak yang selamat
Kini neraka diciptakan sendiri dalam peperangan
Tak lagi indah bagai surga semua karna peperangan

KUSIMPAN DALAM KENANGAN


Biarlah semua kusimpan
Menjadikan sebuah kenangan
Terpendam dalam hidupku
Yang terkunci kalbu

Kau memang ku cintai
Ku sayangi segenap hati
Tapi apalah daya ku
Tak bisa memiliki dirimu

Di mataku kau pidadari
Ku puja layaknya dewi
Walau saat ku tatap kau pergi
Tapi cintaku tak tersudahi

Dalam hati bersuara
Sampai kapanpun kau ku sayangi
Karna engkau dewi cinta
Yang terpuja oleh hatiku

AKU DAN GERIMIS


Pagi ini kelam dimata
Yang layu karna putaran waktu malam
Berjalan sambil menghirup udara
Memompa gempita jiwa yang suram

Pagi ini terasa sepi
Walau jiwa ini terbangun sendiri
Tak terdengar syair burung bernyanyi
mengalihkan aliran penat hati

Awan terbang disela - sela langit
Menutupi laju sinar matahari itu
Angin menerpa bergeliat
Membuat tak beraturan jadi satu

Menetes ratapan dari atas
Leleh melewati lubang pori - pori
Kecil banyak tak bertuas
Dan ku tengadahkan wajahku keatas

Rintikan itu melaju deras
Membuang corengan hitam dimuka
Perlahan dan pasti terkupas
Menoreh sayatan membuka jiwa

Aku dan gerimis pagi itu
Mencoba membuat satu
Sebuah pijakan yang tak semu
Terukir dalam tanah berdebu

DARI KAMI UNTUK MU BIO-SYMPHONI

Perjuanganmu belum usai
Perjalananmu masih panjang tergerai
Bergerak perlahan menantih langkah
Untuk tetap menatap maju tanpa gundah

Perjuangan itu engkau lalui
Setapak demi setapak walau halangan menghantui
Tapi tak menyurutkan semangatmu
Untuk terus dan terus maju

Perjalananmu penuh dengan tetesan keringat dan tangis
Berliku - liku dan banyak jurang menghadang
Tapi penuh kebersamaan dalam satu garis
Dan tak kan surut walau terkadang terjatuh meradang

Hijaumu terus berpendar dalam gelapnya biru
Mengembang penuh makna yang dalam
Membekas disetiap sanubari didalmnya bercampur haru
Walau kesemuanya itu penuh sekam dan dendam

Tangismu kini terasa menggenang
Dalam kibaran tanpa angin
Taukah engkau kami disini terus memegang
Setiap tiang - tiang pondasimu biar tak terasing

Berpacu dalam waktu walau kami jauh darimu
Kami kan terus perjuangkan engkau
Dalam kibaran birunya lautanmu
Agar hijau yang meredup itu tetap berpendar kemilau

Walau banyak tidaknya yang menyertaimu
Kami kan berjuang dibalik jubah hijaumu
Bersatu padu dalam satu lambangmu untuk mewarnai kembali
Terlukis dalam satu Bio-Symphoni