Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Rumput - rumput ilalang bergoyang
Memberi salam lewat angin yang datang
Seakan tau apa yang akan bertandang
Walau tak bisa mengucap kumandang
Seakan ikut perih merintih - rintih
Berceceran disegala penjuru penuh darah
Memberi tangis bercampur nanah
Walau tak bisa untuk mengubah
Musibah yang menerpa menyapu
Menghilangkan nyawa beribu - ribu
Menyisakan duka lara mendayu - dayu
Walau kita sudah merasakan jemu
Rumput ilalang kini jadi gersang
Tak bisa lagi tuk bergoyang
Seakan ikut mati terbuang
Merajut rapat sebuah selendang
Berderet - deret silih tersinggahi
Berduyun - duyun pula ingin menjauhi
Seakan tak mau tuk kembali lagi
Ketempat yang tlah porak poranda ini
Rumput ilalang coba berdo`a sendiri
Meminta jawaban misteri ilahi ini
Dan selamatkan manusia - manusia umatmu ini
Dari segala bentuk musibah yang silih berganti
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Kadang datang, kadang pergi
Kadang ada, kadang pula tiada
Bergelora membara dalam dada
Terdiam biasa dalam sepi
Hasrat kadang tak terbendung
Meraih diri tuk menyentuh
Bayang - bayang semu yang teraih
Dan harus menggila yang bertandang
Terkadang tak terasuki
Hati, jiwa dan pikiran jadi suci
Yang jauh dari hal - hal duniawi
Dan terpikir hari akhir nanti
Disaat pikiran tercemari
Akan segala hal setani
Yang memaksa diri terus menjalani
Untuk terus terbuai nafsu hati
Dan disaat otak terpengaruhi
Tuk melakukan hal yang siri
Menguak sisi gelap diri
Yang tak bisa terkendali
Bejad... bejad sekali
Kalau diri boleh menyumpahi
Dimana diri terbawa nafsu
Yang tak bisa diam membisu
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Saat ku berkata pada temanku
Bahwa dia terlalu dekat denganku karna dulu dia dekat denganku
Dia pun berkata padaku
Esok aku akan memelukmu
Ku berbicara padanya temanku itu
Tatapan matanya aneh terasa, kemudian dia menatap mataku
Lalu dia bersuara didepan mukaku
Akan tetap terus menatap mataku tanpa jemu
Dan aku berbisik lirih padanya
Matanya bersinar penuh cahaya cinta
Dan sekarang dia menatap penuh cahaya cinta
Esok pula akan menatap penuh cahaya cinta
Saat aku berdendang lagu untuknya
Dengarkan senandung lagu cinta ditelinganya
Dan esoknya dia kumandangkan lagu cinta yang sama
Saling menyerukan lantunan lagu cinta
Dan saat ku berjalan bersamanya
Ku mengumpat kata
Kenapa mereka bergandengan tangan
Sekarang dia menggandeng tanganku tanpa enggan
Kemudian dia berkata padaku
Esok aku kan slalu disampingmu
Aku lalu bertanya padanya, keanehan apa yang sedang terjadi
Dia menjawab, rasa cinta dihati akan hidup abadi
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Tak beriak air dalam kolam
Yang terlukis hanya kelam
Memang ikan dalam kolam tak bisa diam
Tapi haruskah terasa mencekam
Bersembunyi mendekam
Mata ini tak terpejam
Bila hari mulai menjelang malam
Sendiri mulai tersenyum
Tak bisa mengisyaratkan makna menyerupai
Berkoar terbahak tak terkendali
Tanpa bisa mengerti
Apa yang menjadi pertanyaan hati
Semua bermula dari keinginan yang tak terpenuhi
Menggapai tapi tak tercapai
Bertumpuk memenuhi ruang hati
Dan mengakhiri tapi tak tersudahi
Syaraf bergolak memenuhi otak dikepala
Seakan syarat menjadi gila
Karna kehidupan yang tak pernah menyala
Akhir... apa ini suatu akhir segalanya
Lepaskan diri terbelenggu problema
Tertuang dalam waktu nyata
Ingin menggapai lagi jiwa
Yang dulu bisa bersuara
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Dlulu disini berdiri megah
Istana maya terbangun kokoh
Dan kerajaan yang ku buat demi dirimu
Penuh dengan mahkota berhias permata biru
Entah kenapa tiba - tiba bergetar
Perlahan runtuh terbakar
Yang dulu indah kini berarang
Dan terbuang tinggal debu nan berdendang
Sudah cukup sisa - sisa itu mengingatkan
Bekas persinggahan dirimu yang mengukir harapan
Dimana tlah ku curahkan hidupku
Untuk buat bahagia dirimu
Ku coba tuk berfikir dan merenungi
Hanya temukan sebuah kotak besi
Nan berisi kata - kata cinta
Berserakan di puing - puing hati yang bercahaya
Yang tlah hancur karna dusta nestapa
Terbentuk tersembunyi dalam kata - kata
Dan terus akan mengakar
Tanpa sanggup ku tuk berikrar
Susah ku menata dan terasa lama
Puing - puing itu berat tak tertata
Derita, kepedihan, kebahagiaan dan kesenangan
Adalah bagian dari rengkuhan cinta dan kenangan
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Sebait kata coba terucap
Dalam lembaran bibir yang mengecap
Sulit tapi coba tuk berungkap
Walau tak kan mudah bercakap
Sesal kini tlah terlambat
Coba gapai lagi dengan merambat
Mengungkapkan apa yang tersirat
Meski nanti akan penuh hujat
Tersakiti diri bersalah
Walau sebenarnya tak ingin mengalah
Tulus hati diri bersumpah
Tapi semua terserah
Maksud hati meminta maaf
Dari pergolakan khilaf
Yang membuat diri menjadi naif
Karna mengerasnya semua syaraf
Hanya bait kata maaf... yang terlontar
Tak ingin lagi bertengkar
Dan ingin menyudahi semua ikrar
Yang membuat hatimu terbakar
Menyulut segala emosi
Meletus tak terkendali
Maaf... maaf atas segala yang terjadi
Ingin hati merasakan damai lagi
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Semua tangan beranjali
Membentuk sebuah tari
Gemulai gadis menari
Dari perpaduan alami
Berlenggak - lenggok tak henti
Memang seni tersendiri
Gamelan beriring berbunyi
Mengaduh coba mengisi
Perpindahan kaki demi kaki
Bergetar lembut dasar bumi
Tapi mengisahkan cerita abadi
Dari tokoh - tokoh duniawi
Lantunkan kisah tersendiri
Menguak segala misteri
Yang tak pernah terakhiri
Dan terkubur mati
Tari kan tetap lestari
Karna itu budaya kita sendiri
Yang selalu tumbuh dalam hati
Walau terus tersaingi
Indah gerakan dalam tari
Bila semua berawal dari hati
Dan tak henti mempelajari
Tari jari jemari....