SELAMANYA

Kini ku mulai luluh padamu
Karna semua pesona diragamu
Karna cinta yang ada dihatimu
Selamanya ku ingin kau jadi milik ku

Kau yang ku cintai sepenuh hati
Takkan pernah hilang dan mati
Ku harap kau tau besarnya cinta ku
Selama - lamanya padamu

Biarkanlah cinta kita
Pudar ditelan sang waktu
Sampai maut memisahkannya
Ku hanya kan mencintaimu

Selamanya....
Kan ku jaga cinta kita
Dengan ikrar janji yang suci
Bersamamu tuk hidup semati

BERHIANAT

Maafkan diriku yang kini membuang mu
Mencampakkan mu dan membunuh hatimu
Karna kesombongan dan keangkuhanku
Yang tak pernah mengerti perasaan hatimu

Teman maafkanlah diriku
Yang tak bermaksud menghianati mu
Mungkin kita tak bisa lagi
Membagi semua sepenuh hati

Antara aku dan kamu
Karna kita tak bisa bersatu
Saat ku acuhkan dirimu
Dan tak pernah pedulikan mu

Disaat kau butuh pertolonganku
Tak pernah ku hiraukan kisah mu
Karna kini kupunya teman baru
Yang lebih baik dari dirimu

Karna sesungguhnya aku bosan
Dengan semua kebohongan
Dan kata - kata bualan mu
Yang selalu kau banggakan padaku

PEDAL BECAK

Pedal becak....
Terkayuh hentakan dua kaki
Terangkai dalam besi penuh cagak
Menyatroni jalan tanpa henti

Cucuran - cucuran keringat membanjiri
Dalam deruan panas mentari
Berjalan tiga roda penuh rotasi
Seolah akan mengitari bumi

Manusia - manusia penuh otot baja
Terbuang dalam pinggiran jalan
Yang mungkin kan lekang oleh zaman
Akan sebuah tatanan bentuk kota

Bermodal caping dan tenaga
Kembali coba tuk menerjang rasa
Terguyur deras hujan badai
Tapi tak henti pedal dibawah kaki

Untuk tetap terus bergulir
Menguak kejamnya dunia jalanan kota
Terus dan terus becak terkikis tersingkir
Hingga nafas tipis terbuka menganga

Becak roda tiga pinggir kota
Membawa manusia yang malas berjalan
Becak mengungkap jerit tangis jalanan
Aaah, hanya becak roda tiga yang penuh dahaga

KUBURAN

Tanah lapang berisikan nisan
Berjajar membentuk barisan
Tak terhiasi oleh kembang setaman
Dan tanpa lukisan sebagai hiasan

Kuburan tempat orang mati
Bukan tempat mencari rizqi
Dan bukan pula untuk menguji diri
Orang - orang yang tak tau diri

Karna kuburan bukan tempat setan
Bukan pula tempat pemujaan
Apalagi tempat untuk bermesraan
Duduk diatas nisan berduaan

Kuburan tempat peristirahatan
Untuk menjelang masa depan
Kehidupan diatas awan
Yang penuh kedamaian

Kuburan juga bukan tempat orang hilang tujuan
Dalam kehidupan yang melelahkan
Yang gontai jalani ini penuh riskan
Manusia yang cuma malas - malasan

Kuburan bukan untuk mengakhiri
Bentukan kegagalan manusia berdiri
Sakralnya kuburan untuk berdiri
Yang coba tuk mengukur diri

RASA KENANGAN

Kenangan adalah gambaran lalu
Tapi hanya gambaran yang semu
Menyatu dalam memori bisu
Kenangan yang tertutup oleh waktu

Hilang ingatan hilang pula kenangan
Kenangan hilang bukan hilang ingatan
Gila pun kan hilangkan kenangan
Dan mati untuk membuang kenangan

Apa sebenarnya kenangan itu?
Yang selalu ada dalam diri kita
Takkan pernah kita kan jemu
Mengulang semua bentuk kenangan yang ada

Bekerja untuk terus mengingat
Tanpa ada yang mengikat
Otak pun kadang terasa penat
Kala kenangan datang tersurat

Buruk dan jelek, gelap dan hitam
Merupakan wujud dari memori kehidupan
Yang terfokus oleh lensa mata terpejam
Melukiskan gambaran semu perjalanan

Tercurah lewat rasa sebuah kenangan
Terbuai diri dalam lukisan angan
Menembus putaran waktu yang panjang
Hanya tuk kenangan yang kan terbuang