Terjerembab dalam lubang kesepian
Yang coba tuk terangi waktu dan hari
Hamparan malam yang berkafan rembulan
Dingin yang tak terperi menghampiri
Meraung air mata yang beku
Bertanya pada lantunan sepi
Bulan bintang pun beriring syahdu
Walau malam kelam menyelimuti
Hanya aku yang terbunuh sepi
Dalam kajian aksara “Tunggal”
Berlari hanya akan bersembunyi
Takut hadapi hidup terpenggal kata “Tunggal”
Temani aku wahai suara dan bunyi
Wahai benda yang hidup bernyawa
Ataupun mahluk – mahluk yang mati
Dendangkan padaku lagu yang bersapa
Kata – kata yang bertakjub “HAI”!!!
Agar aku tak merasa sendiri
“HAI” begitu seharusnya menyapa
Jangan membatu seperti pertapa
Aku keluar lewat kata – kata
Dari persembunyian sepi tersendiri
Tersadar dari sapa lolongan serigala
Dan rangkaian Kelelawar menghampiri
Berdiri menanti pagi yang bernyanyi
Melepaskan baju yang sepi
Telanjang menghambur dalam matahari
Yang memberi hangat sapaan “HAI”
@ And-ree Celezska
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
0 komentar:
Posting Komentar