LUKA HIDUP

Angin mendera sayu bertiup di dedaunan
Awan yang menyelimuti hanya diam terpaku
Menatap anak – anak rumput yang bergoyang
Bersuara pekik bersama halilintar yang menggelegar
Cambuk – cambuk yang semakin tajam
Datang menyambut tanah yang pekat
Menghujam tubuh yang rentan
Tetes – tetes darah mengalir ke samudera
Disana hanya terombang – ambing gelombang
Tanpa dasar, tanpa tepi dan tanpa arah
Terkoyak dengan luka – luka yang menyanyi
Ingin berlari dan menggapai sepinya hati
Aku ingin berteriak dan menggonggong
Tolong – tolong dalam tarian takdir
Mulut memuntahkan darah segar dari dalam tubuh
Lukaku semakin parah hingga kejiwa
Tapi lolonganku hanya sampai hati
Tanpa keluar melalui cerobong tenggorokan
Terseret dan terus terseret dalam ayunan hidup
Hanya bisa mendesah lirih berbisik pada buih
Aku harap cepat kembali ke peraduan
Berbaring dalam lubang tanah kecil
Biarkan aku menjadi tanah kembali
Selamanya tidur dan tak terbangunkan oleh mimpi

0 komentar:

Posting Komentar