Terlahir tanpa cacat
Menjerit penuh kaget
Dengan wajah pucat
Coba tuk hidup walau penuh hujat
Aku... memang hanya aku...
Merangkak perlahan tatihan
Yang tak tau arah tuju
Terbawa dalam peluk gendongan
Menjalani hari demi hari terlewati
Besar tubuh terisi gumpalan daging
Tanpa henti jalani kosong dan sunyi
Yang tertuang dalam jam dinding
Aku..., bersifat layaknya aku...
Terdoktrin komunitas masyarakat
Membawa tanpa arah tuju
Hingga dalam hati terasa mengikat
Aku..., ya..., hanya aku...
Aku... bukan kau...!!!
Tapi tetap aku...
Dan memang aku...
Diterima dan tidaknya aku...
Hanya beginilah wujudku...
Sekarang dan selamanya tetap aku...
Aku... dan aku...!
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
0 komentar:
Posting Komentar