Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Angin meniup begitu dingin
Membasuh setiap pori masuk bersemayam dalam tulang
Hujan kecil pun ikut serta meramaikan
Membuat semua jadi sedikit berkubang
Dalam pekat ini seolah terbayang
Akan sesuatu yang tampak indah
Samar terajut dalam angan yang terbuang
Berbalutkan asap yang mengepul merekah
Terasa panas dalam genggaman
Mengoyak sedikit kebekuan malam ini
Dalam lingkup yang terbatasi
Secangkir kopi panas menghangatkan ruangan
Terhirup aroma wangi nan menggoda
Untuk segera aku menikmatinya
Mendekap erat secangkir kopi itu
Bak laksana istri keduaku
Aku peluk dengan kedua telapak tanganku
Aku cumbui dengan lembutnya bibirku
Aku tuangkan perlahan dalam mulutku
Berpadu dalam satu tubuhku
Tak lupa pula sebatang rokok turut menemani
Mengusir segala kebekuan ini
Tersaji dalam satu paket kehangatan
Walau hanya secangkir kopi dan sebatang rokok ditangan
Yah.... anganku dalam secangkir kopi hangat
Dan andaikan ini bukan sekedar angan saja
Uuuhh.... nikmatnya terasa menyengat
Kenikmatan kopi hangat dalam cangkir membuatku berkeringat
Membasuh setiap pori masuk bersemayam dalam tulang
Hujan kecil pun ikut serta meramaikan
Membuat semua jadi sedikit berkubang
Dalam pekat ini seolah terbayang
Akan sesuatu yang tampak indah
Samar terajut dalam angan yang terbuang
Berbalutkan asap yang mengepul merekah
Terasa panas dalam genggaman
Mengoyak sedikit kebekuan malam ini
Dalam lingkup yang terbatasi
Secangkir kopi panas menghangatkan ruangan
Terhirup aroma wangi nan menggoda
Untuk segera aku menikmatinya
Mendekap erat secangkir kopi itu
Bak laksana istri keduaku
Aku peluk dengan kedua telapak tanganku
Aku cumbui dengan lembutnya bibirku
Aku tuangkan perlahan dalam mulutku
Berpadu dalam satu tubuhku
Tak lupa pula sebatang rokok turut menemani
Mengusir segala kebekuan ini
Tersaji dalam satu paket kehangatan
Walau hanya secangkir kopi dan sebatang rokok ditangan
Yah.... anganku dalam secangkir kopi hangat
Dan andaikan ini bukan sekedar angan saja
Uuuhh.... nikmatnya terasa menyengat
Kenikmatan kopi hangat dalam cangkir membuatku berkeringat
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Sejauh ini aku tak tau
Tak menau akan yang sudah terlewati
Semua datang silih berganti
Terkadang hinggap disini kadang pula hinggap disitu
Hingar bingar yang takkan memudar
Hingga sunyi senyap yang terus mengendap
Semua sudahlah aku lalui dengan tegap
Tapi mungkin ada yang aku lewati dan sedikit tak berpendar
Bingung... apa yang sudah sedikit hilang itu?
Coba mencari dan mencari
Telusuri setiap ruang hati
Yang hilang perlahan adalah senyumanku
Walau itu semua sudah terlukis dalam hidupku
Baik itu manis dan pahitnya kehidupan
Senyumanku perlahan terus memudar tersapu
Terasa bahagia pun tak merasakan ada senyum dibibirku
Ada apa gerangan ini???
Yang tak terasakan saat ini
Kenapa harus terasakan seperti ini
Seolah dia akan pergi
Apa karna aku sering tersakiti???
Apa karna aku acap kali tercaci maki???
Apa karna aku berulang kali ternodai
Atau karna aku yang terus sembunyi
Dimanakah senyumku...?
Tolong coba lukiskan senyumku dibibirku
Agar abadi tertanam dalam sanubari
Pertanyaannya adalah "adakah yang mau?"
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Sendiri dalam keheningan keputus asaan
Menatap kosong tak berbinar tanpa cahaya
Berdiam diri tak buka pembicaraan
Mengunci setiap lubang yang ada
Hampa balut sekujur tubuhku
Dingin mengoyak setiap waktu
Diri mencoba tak bertemu dan bertumpu
Pada setiap ungkapan penuh rayu
Bergerak sesuka hati
Menggoreskan tulisan penuh caci
Terhadap keputus asaan yang mencemari
Pada dinding hati diri yang ternodai
Berantakan segenap sisi hidup
Dan tak bisa berfikir dengan jernih
Apa saja yang akan terasuki dalam setiap aku menghirup
Ternyata cinta yang sedikit demi sedikit membasuh
Setiap peluh yang menetes
Dari segala pertengkaran yang keras
Menggoyahkan sabar yang terkubur dalam
Menguakkan amarah yang tersimpan dalam kelam
Tak berdayanya tubuhku
Menahan semuanya itu
Tak ada yang menjaga lelap tidurku
Dan ternyata cinta yang tulus mendekap jiwaku
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Bila kini engkau benar harapkan ku
Bila kini engkau benar butuhkan ku
Bila kini engkau benar dambakan ku
Bila kini engkau benar inginkan ku
Terlambat.....!!!
Terlambat sudah semua itu kini tersumbat
Karna dia pilihanmu yang menghambat
Untuk kita saling mndekap erat
Hanya kan terucap SELAMAT untukmu
Semoga kau bahagia dengan pilihanmu
Yang tlah terestui orang tuamu
SELAMAT.... untuk mu
Aku takkan pedulikanmu lagi
Aku pun takkan hiraukanmu lagi
Sekarang takkan ada yang kembali
Kesemuanya itu kini tlah menjauh pergi
Aku yang terbuang...
Aku yang terbelah meradang
Yang aku rasa bagai tertendang
Tapi hatiku kini menang
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Ketidak jujuranmu
Ketidak terus teranganmu
Ketidak ketulusanmu
Membuat jantung hatiku beku
Karna itu kini terkoyak
Karna itu kini ku beranjak
Karna itu kini aku menolak
Semua ungkapan tersonggok
Kau anggap aku persinggahanmu
Kau anggap aku pelampiasanmu
Kau anggap aku pelayan cintamu
Kau anggap aku penghiburmu
Dikala kau ingin berteduh
Dikala kau ingin melampiaskan
Dikala kau ingin bercinta
Dikala kau ingin terhibur
Maaf aku bukanlah persinggahanmu
Pergi saja jauh dari hidupku
Semakin jauh semakin terasa baik bagiku
Semua itu sudah cukup terasa menyayat untukku
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Itu sudah pilihanmu
Dan itu bukan pilihanku
Jangan kau himpit aku
Dengan kata cinta semu
Kau tak mengerti rasaku
Kau tak mengerti cintaku
Kau tak mengerti sayangku
Kau tak mengerti rinduku
Semua yang tertuang
Bagai burung yang hinggap terus terbang
Bagai kabut tersapu surya terus hilang
Tak ada yang singgah bertandang
Kini rasa bagai meradang
Ingin jiwa meregang
Lupakan sakit yang bertandang
Dan terus hilang
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (2)
Dulu bibirmu penuh balutan kata manis
Mengutarakan cinta penuh hasrat hati selaras
Penuh takjub aku terbuai romantis
Bagai diri terhipnotis
Kau bilang... akulah penghujung terakhirmu
Kau berkata "kau cinta mati denganku"
Aku tempat labuhan hatimu
Dan aku adalah bagian dari hatimu itu
Itu pula yang terucap olehmu dulu
Itu pula yang terharap olehku dulu
Tapi apa yang terjadi sekarang...???
Tapi apa yang teraih sekarang...???
Hanya luka...
Hanya sakit...
Hanya perih...
Hanya duka... yang terambil
Pilu rasa hati teringat itu
Merana jiwa terkoyak asmara semu
Murung raut muka hilang harap itu
Kau bukan milikku begitu pula ku bukan milikmu
Ungkapanmu hanya omong kosong belaka
Katamu hanya terasa bau tai saja
Busuk menusuk menikam jiwa
Permainan kemunafikan yang ada
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Jangan kau utarakan cinta padaku
Jangan kau ungkapkan rindu
Jangan kau tuangkan kasihmu
Jangan kau tanyakan keberadaanku
Takkan ada itu semua...
Takkan ada itu tercipta
Takkan ada itu menyapa
Takkan ada itu terbuka
Selama kau bersamanya
Dan itu pilihanmu bersamanya
Itu pula keputusanmu semata
Aku adalah yang terbuang merana
Aku bukanlah hadiah yang dipilih
Aku adalah yang kalah
Aku bukanlah yang terkasih
Aku adalah yang terbuang sampah
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Aku tak berharap lebih darimu
Dengan semua yang telah engkau lakukan untukku
Sakit... terasa menyayat kalbuku
Remuk bagai tertimpa besarnya palu
Kau berikan lagi hatimu untuk yang lain
Kau cumbui bibirnya dengan penuh kemesraan
Kau campakkan hatiku terbuang dijamban
Dan kau hancurkan semua harapan
Kini semua terasa jelas
Arah yang akan tertuju dalam kilas
Aku kau campakkan tanpa welas
Akupun tlah menutup semua pintu untukmu tanpa ruas
Selama...
Selama kau masih dengannya
Selama kau masih bersamanya
Selama kau masih berhubungan dengannya
Selama...
Selama itu pula jangan sapa
Selama itu pula jangan tanya
Selama itu pula jangan hubungi aku juga
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Jangan kau tanyakan aku lagi
Jangan kau hiraukan aku lagi
Jangan kau pedulikan aku lagi
Jangan kau pikirkan aku lagi
Sudah cukup aku sakit
Sudah cukup aku menjerit
Sudah cukup aku terjepit
Sudah cukup aku terhujat
Ketulusanku kau jahit dustamu
Kejujuranku kau sulam kebohonganmu
Apa adanya aku kau timpa dengan kepalsuanmu
Cintamu sekarang terasa semu
Berulang kali hanya teriris
Berulang kali hanya menangis
Berulang kali hanya terasa miris
Berulang kali takkan ada senyum tergaris
Harapan itu semu terucap
Hanya buatku mengharap
Hilang kan semua yang mendekap
Hanya kan buatku kalap
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Semua tlah aku ungkapkan kepada mu
Semua tlah aku tuangkan untuk mu
Segenap hati dan jiwaku
Ku ingin memeluk mu erat kita jadi satu
Rasakanlah damainya cintaku
Resapilah setiap belaian asmaraku
Yang kan buat mu terbang bersamaku
Arungi rimba raya dewi aprodit yang biru
Aku tau dirimu dan aku paham akan dirimu
Apakah orang lain juga sama sepertiku
Aku rasa tidak karna yang memahami dirimu
Apa maumu apa inginmu hanyalah aku
Itulah diriku yang sebenarnya engkau belum tau
Semuanya sisi manis yang selama ini tersimpan dalam kalbu
Akan tertuang selalu dalam hatimu
dan akan aku cumbui dengan legitnya untaian rinduku padamu