Terpaut dalam balutan selendang ibunda
Sipit mataku merapat menatap matanya
Berteriak meratap lidah dan bibirku ingin disusuinya
Jemari kecilku menggenggam erat sebilah jemari manisnya
Itu aku dulu...
Belum berfikr menggebu
Masih menunggu
Tumbuh dewasa dan masih lugu
Andree begitu panggilan yang diberikan
Melekat hingga sekarang dalam setiap perjalanan
Memberikan do'a pada setiap aku memijakan
Hingga keluar jauh dalam lingkup kekeluargaan
Seperti lepas....
Terbang bebas tanpa suatu batas
Melaju cepat waktu pun tertembus
Bagai busur melepas anak panah melesat deras
Kini...
Aku bisa berfikir sendiri
Menentukan garis hidupku menurut pilihan hati
Agar bibirku tetap berseri
Terlepas dari kesemuanya itu
Problema dalam takdirku mengiringi langkahku
Yang tertelusuri goda dan coba terus merayu
Menghantui aku dalam setiap waktu
Kadang aku frustasi...
Terkadang diri tegar berdiri
Dan ada kalanya diri bersimbah air mata hati
Menguji ketabahan dalam pergulatan jatidiri
Hidup ini terisi
Dengan adanya keluarga yang mendampingi
Orang terkasih yang mengasihi
Sahabat dan teman yang menemani
Kesemuanya itu adalah bagian hidupku, bagai embun....
Yang kan terus menetesi tanah jiwa penuh kesejukan
Menyinari bak mentari memberi kehangatan
Cahayanya menuntun setiap perjalanan
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
0 komentar:
Posting Komentar