Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Semua ada
Semua terasa
Tanpa satu asa
Hanya tawa canda bahagia
Yang berbaur dalam jiwa
Saat melihat dirimu disana
Berseri menyapa
Kini benar ada
Bukan suatu yang maya
Tak henti terus membawa
Rantaian ungkapan cinta
Yang terhembuskan lewat nada
Mengalun lembut menyapa
Datangnya hatimu bergelora
Menyapu semua yang hampa
Kini hatimu tlah bertahta
Di hatiku bersama
Satu untukmu selamanya
Mengukir satu asmara
Sekarang itu benar adanya
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Terjelaga dan terjaga saat malam
Membuat mimpi semalam
Hamburan dunia gemerlap membaur dalam semusim
Menapaki persinggahan dunia peralihan tanpa sekam
Aku terus berlari dalam mimpi yang kelam
Tak ku temui ketenangan dalam dekap malam
Bersambut rembulan yang penuh suram
Terasa hambar bagai tanpa garam
Hingga tersungkur, takut dan luka bersimbah garam
Mimpi itu terus mengikuti tanpa ilham
Terus terasa sangat mencekam
Mencekik hati yang terdalam
Aku pun menyusuri cahaya yang datang walau suram
Menyeruak lembut tanpa eram
Sedikit rasakan lembutnya dekapan malam
Dalam satu rotasi jarum jam
Aku mengejarmu tanpa henti semalam
Biar tak terpenjara dalam cekam
Tetap tak teraih walau ku berjuang bagai menyulam
Hingga kabut hilang dalam dekapan membungkam
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Terpaut dalam balutan selendang ibunda
Sipit mataku merapat menatap matanya
Berteriak meratap lidah dan bibirku ingin disusuinya
Jemari kecilku menggenggam erat sebilah jemari manisnya
Itu aku dulu...
Belum berfikr menggebu
Masih menunggu
Tumbuh dewasa dan masih lugu
Andree begitu panggilan yang diberikan
Melekat hingga sekarang dalam setiap perjalanan
Memberikan do'a pada setiap aku memijakan
Hingga keluar jauh dalam lingkup kekeluargaan
Seperti lepas....
Terbang bebas tanpa suatu batas
Melaju cepat waktu pun tertembus
Bagai busur melepas anak panah melesat deras
Kini...
Aku bisa berfikir sendiri
Menentukan garis hidupku menurut pilihan hati
Agar bibirku tetap berseri
Terlepas dari kesemuanya itu
Problema dalam takdirku mengiringi langkahku
Yang tertelusuri goda dan coba terus merayu
Menghantui aku dalam setiap waktu
Kadang aku frustasi...
Terkadang diri tegar berdiri
Dan ada kalanya diri bersimbah air mata hati
Menguji ketabahan dalam pergulatan jatidiri
Hidup ini terisi
Dengan adanya keluarga yang mendampingi
Orang terkasih yang mengasihi
Sahabat dan teman yang menemani
Kesemuanya itu adalah bagian hidupku, bagai embun....
Yang kan terus menetesi tanah jiwa penuh kesejukan
Menyinari bak mentari memberi kehangatan
Cahayanya menuntun setiap perjalanan
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Mentari taburkan sinar hangat
Memberkas dalam hatiku kini tersirat
Seperti itulah hangat cintaku tapi lebih hangat
Dan itu tak berupa sesaat
Kini diri penuh semangat
Teraliri cintamu yang kian lama kian terus merambat
Dinginnya salju yang mengikat
Sebeku dinginnya kala ku berkeringat
Apa bila engkau tunjukkan muka yang penuh cemberut
Seperti penuh keriput
senyummu semanis bunga cinta dalam hatiku yang terus tersulut
Apabila keceriaan diwajahmu tampak tak ada hujat
Jangan engkau buat diriku terperanjat
Dan pergi bagai kilat
Karna diriku takkan penuh dengan semangat
Tuk jalani kehidupan yang kian menjerat
Jangan engkau tanya penuh gugat
Karna nanti hatiku akan menggeliat
Seperti gumpalan tanah liat
Mudah terbentuk tapi mudah sekali tuk larut
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Terseok - seok daun berjatuhan
Tersapu angin sore berdesis mengusap kepalsuan...
Pohon itu menggoyangkan semak yang berserakan
Meliuk melambai menarik kekosongan
Daun itu jatuh terhempas
Menggebrak lantai bumi yang panas
Lalu terinjak ramainya makian bernada keras
Tertumpuk dalam satu tak bernafas
Berganti waktu...
Tersiram hujan, terbakar kemarau
Dikencingi para serangga berbau
Hingga lapuk tak berbentuk satu
Hidupnya sampai disitu
Tapi bermetamorfosis dengan penuh laju
Mengendap dalam tanah bisu
Terkulai menjadi satu kehidupan yang baru
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Mengapa...???
Baru sekarang kau bersuara
Kenapa...???
Tidak sedari awal saja
Semenjak semuanya belum terjadi
Sebelum saling mengiyakan isi hati
Semua kini mati
Bagai bunga mekar lalu tersiram api
Kini yang tersisakan hanya luka
Dan tertinggal benci membara
Semua terlihat hanya permainanm belaka
Untuk mengoyak segala isi dada
Tersungkur kini aku meratapi
Penuh sesal mengenal dirimu kini
Segala kejujuran dan ketulusanku kau caci
Dan terdengar untukmu hanya kiasan dalam hati
Kemunafikan
Ketidak jujuran
Kepalsuan
Semua itu kini engkau tunjukkan
Dan selalu...
Selalu aku yang tersakiti olehmu
Kini cukup sudah semua itu
Ternyata jalanmu bukanlah jalanku
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Lelah seluruh raga
Lemas seluruh jiwa
Lunglai semangat diri
Letih terus begini
Berjalan kesana-kesini
Bercakap disana-disini
Berlari kian kemari
Berjuang tanpa henti
Hanya temukan sendiri
Hanya rasakan sepi
Hanya terhanyut angan-angan kosong
Hanya terbuang sendiri melompong
Ingin kembali...
Ingin berbalik lagi
Ingin mengulang waktu
Ingin sepert waktu dulu
Kapan...?
Dimana...?
Siapa...?
Yang kan menggendongku kembali
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
komentar (0)
Bernaung dalam satu hati
Mencoba temukan indah itu lagi
Merengkuh kata satu hati
Tambatkan dalam pesona cinta itu lagi
Memiliki tapi tak memiliki
Termiliki tapi tak termiliki
Tapi mencoba tuk gundah itu pergi
Mengayuh bayang semu yang terpatri
Diri coba merubah tapi tak terubah
Dan telah diubah tapi tak berubah
Telah merangkak mengoyak tubuh
Tersungkur dalam sebuah lembah
Aku tak tau lagi....???
Tak tau untuk apa lagi
Bagaimana lagi
Sudah intropeksi diri
Tetap seperti ini
Masih seperti ini
Seperti tak terisi
Kosong lagi
Kini aku hanya pasrah
Semoga ada harapan walau secercah
Biar hati ini tak terpecah
Dan terus dalam satu hati tuk ku kayuh