Saat kedua mata terkualai berair
Menetes kerap tanpa berhenti mengalir
Tubuh terasa runtuh kebumi, lunglai tak bersuara
Kala memandang, menatap luas hamparan manusia
Pikiran dalam otak terasa mendung menderu
Tatkala tanah pijakan bergoyang menggebu
Meruntuhkan persinggahan peraduan kelabu
Mencoba menghancurkan yang menjulang tugu
Rintihan ribuan suara penuh ratap menyambut
Ditinggalkan kerabat terdekat tergeletak tak bergerak berdegub
Tertimbun ribuan reruntuhan debu beton bangunan
Karna gejolak bumi yang meratakan kerumunan
Tak pelak harta benda musnah tak berbekas
Kini diri coba tuk meminta tangan berwelas
Mengurangi derita hati yang terkuras
Tuk berderap memapah tubuh yang lemas
Entah... siapapun tak ada yang kan tau
Luka hati, derita, ratapan ini akan bencana melanda
Hanya terus bersandar dalam kain yang berdebu
Yang kan berteriak keras setiap kali dirundung duka
Tuhan tolong hilangkan derita ini, Tuhan...
Apakah ini termasuk ujian dan cobaan darimu
Yang melanda terus silih berganti tanpa henti menghujam
Kami tak tau kehendakmu, Tuhan... berikan ridhomu...
Diposting oleh
PUSTAKA JIWA
0 komentar:
Posting Komentar